Aku nggak nyangka hubungan bisa sesimpel dan sehangat ini. Namaku Dika, 38 tahun, pengusaha di Bali. Bisnis lancar, tapi hati selalu kosong. Single bertahun-tahun, pacaran konvensional terasa ribet—main tebak-tebakan perasaan, capek. Teman nyaranin BTC Sugar Dating, katanya tempat buat “teman tanpa drama”. Aku daftar iseng, mikir cuma bayar pake Bitcoin buat ngobrol. Tapi ketemu sama Lila bikin aku ngerti apa itu “paham tingkat tinggi”.
Lila, 30 tahun, konsultan branding, punya aura tajam tapi manis. Kami ketemu di bar rooftop di Seminyak, dia pakai blazer rapi, tatapannya tenang. “Aku kasih waktu, kamu kasih dukungan. Jangan buang-buang energi,” katanya blak-blakan. Aku ketawa, “Langsung to the point ya?” Dia cuma mengedikkan bahu: “Kita orang dewasa, jelas lebih enak.” Kejujurannya bikin lega—no mind games. Transfer Bitcoin lewat BTC Sugar Dating gampang, semua tercatat di blockchain, transparan dan adil.
Kencan kami nggak romantis, lebih kayak kerja sama dengan chemistry. Lila tahu cara jaga jarak, nggak tanya masa laluku atau kasih pujian palsu, tapi entah kenapa aku bisa santai. Dia cerita soal klien yang nyebelin, lalu nyengir, “Kamu tipe bos yang suka ngamuk nggak sih?” Aku ngakak, cerita soal proyek yang bikin aku stres seminggu. Obrolan kayak gitu, kayak sama temen, tapi ada sesuatu yang lebih.
Suatu malam di pantai, dia bilang, “Tau kenapa aku suka platform ini? Aku yang pilih, bukan dipilih.” Aku tanya maksudnya. “Pacaran itu kayak audisi,” katanya. “Di sini, aku buat aturan, ambil yang aku mau, lalu pergi.” Aku tersentak. Bukannya itu yang aku cari? Hubungan yang jujur, nggak ribet. Pembayaran Bitcoin bikin semua bersih—semua tercatat, fair, nggak perlu overthinking.
Tapi kadang aku bingung. Ini apa? Teman? Pacar? Cuma bisnis? Lila kayak bisa baca pikiranku, nyengir dan bilang, “Jangan ribet, Dika. Ini cuma orang dewasa yang paham. Kamu dukung, aku temani, nggak ada utang-piutang.” Kata-kata itu bikin plong. Aku stop kasih label dan nikmati kebebasannya. BTC Sugar Dating nggak kasih cinta, tapi sesuatu yang lebih keren: kedekatan dewasa. Aku belajar, keintiman nggak harus berat. Batas jelas dan tukar-menukar jujur bisa bikin lebih dekat dari romansa heboh. Hidup itu mungkin soal kasih apa yang dibutuhin lawan, lalu melepas dengan elegan.
