Malam itu, aku klik “konfirmasi” di BTC Sugar Dating, kirim beberapa Bitcoin, dan mikir: 60 menit, ngopi, ngobrol santai, selesai. Gampang. Tapi astaga, apa yang terjadi bikin hatiku kayak kena gebuk pelan. Platform ini licik, lho. Kamu pikir cuma beli waktu, eh, malah dapet semalaman penuh kejujuran.
Aku Anna, 27 tahun, desainer grafis lepas, jomblo. Kadang hidup rasanya kosong, kayak kurang sesuatu. Teman cerita soal BTC Sugar Dating—bayar pake Bitcoin, aturan jelas, nggak ada drama harapan kosong. Aku pikir, oke, coba deh. Aku nggak mau pacaran, cuma pengen temen buat nongkrong, nggak ribet. Jadi aku daftar, tulis di profil: ketemuan singkat, suka ngobrol, musik, sama camilan malam, nggak mau romansa.
Terus aku nemu profilnya. Kai, 34 tahun, bos di perusahaan teknologi. Di foto, dia pake kemeja biasa, senyumnya agak malu-malu. Profilnya simpel: pengen ngobrol tentang hidup, suka film jadul dan bar yang tenang. Aku pikir, “Kayaknya asik.” Aku kirim pesan, kita sepakat ketemu 60 menit di sebuah pub kecil, Bitcoin di depan. Dia kirim pembayaran cepet, nggak pake basa-basi, bikin aku ngerasa dia serius.
Hari itu, aku pake dress santai, dandan minimal biar nggak kaku. Kai ternyata lebih rileks dari fotonya. Dia pesen kopi hitam, sambil ketawa bilang, “Aku agak grogi, jarang ke tempat gini.” Aku ketawa, dan suasana langsung cair. Kita ngobrol—film, musik, hal-hal kecil di hidup. Suaranya bikin tenang, kayak ada efek relaksasi gitu. Aku cuma mau 60 menit, tapi obrolan kita nggak berhenti.
Tiba-tiba dia nanya, “Pernah nggak ngerasa kayak hidup orang lain?” Pertanyaan itu ngena banget. Aku jawab jujur, “Pernah, kadang sibuk sampe lupa apa yang aku mau.” Dia angguk, matanya sedikit rapuh, bilang, “Aku juga. Kerja, stres, tanggung jawab… lupa caranya hidup.” Saat itu, ini bukan lagi soal “transaksi”. Kita berdua kayak dua orang yang nyanyi bareng di tengah malam, jujur dan apa adanya.
60 menit udah lewat, tapi kita lanjut. Dari pub, kita jalan ke pasar malam, makan jajanan, ketawa bareng. Kai bilang dia ke BTC Sugar Dating bukan buat cari sensasi, tapi buat lepas dari beban hidup sebentar. Hatiku tersentuh. Kita sama, ternyata. Sama-sama cari sesuatu yang sederhana, yang nyata. Kita ngobrol sampe subuh, duduk di trotoar, lihat kota mulai bangun.
Pas matahari terbit, dia antar aku ke stasiun. “Makasih, ini lebih baik dari yang aku bayangin,” katanya. Aku senyum, “Makasih buat Bitcoin-nya, dan malam ini.” Kita nggak tukar nomor, nggak janji ketemu lagi. Pulang ke rumah, aku nggak bisa tidur. BTC Sugar Dating bukan cuma soal ketemuan. Ini soal momen di mana kamu buka hati, dan seseorang membalasnya. Nilai sesungguhnya bukan di Bitcoin, tapi di malam tak terduga yang bikin kamu ngerasa hidup.
Kamu gimana? Mau coba BTC Sugar Dating? Bayar 60 menit, tapi siapa tahu kamu pulang bawa malam yang nggak terlupakan.