Di BTC Sugar Dating, Aku Menemukan Cinta yang “Nggak Lengket”

Cinta selalu digembar-gemborkan sebagai sesuatu yang penuh gairah atau total pengorbanan, tapi aku nggak percaya itu. Aku Andy, 32, lajang, manajer agensi iklan, hidupku kacau, nggak punya waktu atau energi buat romansa yang ribet. Terus ketemu Hannah di BTC Sugar Dating, dan wow, aku sadar cinta bisa ringan, nyata, dan nggak bikin pusing.
 
Awalnya aku ragu sama BTC Sugar Dating. Bayar pake Bitcoin buat temen? Kayak jual-beli perasaan. Tapi sekali coba, ini jauh lebih bersih dari aplikasi kencan biasa. Nggak ada janji bohong, nggak ada main tebak hati. Bayar BTC, dapat waktu mereka, semua tahu aturan main.
 
Match pertamaku Hannah, 28, instruktur yoga, senyumnya bikin tenang. Profilnya blak-blakan: “Aku kasih waktu asyik, kamu kasih respect, BTC selesaikan. Jangan overthinking.” Kejujuran itu bikin kaget, tapi juga bikin penasaran. Kami ketemu di kafe pinggir pantai, matahari terbenam menyinari wajahnya. Dia bilang, “Aku suka platform ini—semua simpel. Kamu mau ini, aku mau itu, semua terbuka.”
 
Kami ngobrol berjam-jam—soal stres kerjaku, pandangannya tentang hidup. “Hidup udah ribet, buat apa cinta dibikin pusing?” katanya. Sikap santainya bikin aku nggak jaga-jaga lagi. Pertama kalinya aku ngobrol tanpa dinding. Selesai kencan, aku kirim BTC—cepet, bersih, nggak ada beban.
 
Kencan kedua, dia ajak sepedaan malam di pinggir sungai, ketawa soal cerita gagalnya waktu kecil. Aku coba tanya: “Ini nggak kekurangan… rasa cinta?” Dia berhenti, miringkan kepala: “Cinta? Itu sering cuma beban. Cinta sejati adalah tahu ini nggak selamanya, tapi tetap nikmati sepenuhnya.” Kata-katanya menghantam ilusiku tentang romansa.
 
Kencan ketiga, kami jalan-jalan di toko buku. Dia ambil buku Haruki Murakami, nyengir: “Kesepian di buku ini mirip kita.” Aku mulai ngerasa koneksi halus—bukan cinta yang membara, tapi pemahaman yang lembut. Kirim BTC setelah kencan rasanya bukan bayaran, tapi menghargai waktunya.
 
Di kencan kelima, aku nggak mau berakhir. Aku kasih kode pengen lanjut. Dia tersenyum, geleng kepala: “Andy, ini pesona BTC Sugar Dating. Datang ringan, pergi ringan, simpan kenangan, bukan beban.” Dia bener. Hubungan lamaku tenggelam karena terlalu lengket. Kali ini aku lepaskan, kirim BTC terakhir, dan bilang: “Makasih.”
 
BTC Sugar Dating kasih aku cinta yang “nggak lengket”. Nggak berat, tapi nyata; nggak abadi, tapi dalam. Platform ini nunjukin hubungan bisa setransparan transaksi Bitcoin—tanpa janji kosong, cuma momen murni. Mungkin cinta sejati adalah saling kasih yang terbaik di saat ini, lalu pergi sambil senyum.