Mereka Bilang: Kami Bukan Pendamping, Kami Adalah Kemewahan

Nama saya Sari, usia 28 tahun, tinggal di sebuah apartemen kecil yang nyaman di Jakarta. Dulu, saya selalu merasa bahwa nilai saya diukur dari seberapa banyak yang bisa saya berikan. Saya adalah pendengar setia bagi teman-teman, penutup celah dalam hubungan asmara, dan pekerja keras di kantor. Saya selalu menjadi “orang yang bisa diandalkan,” tapi tidak untuk diri sendiri. Hingga dua tahun lalu, saya menemukan BTC Sugar Dating, dan semuanya berubah. Saya bukan lagi “alat” untuk memenuhi kebutuhan orang lain, melainkan sebuah kemewahan—unik dan berharga.
 
Ketika pertama kali mendengar istilah “Sugar Baby,” saya merasa risih. Masyarakat sering mencap peran ini sebagai sesuatu yang rendah, menyebut kami “penjual waktu demi uang.” Tapi saat saya bergabung dengan BTC Sugar Dating, saya menyadari bahwa itu jauh dari stereotip tersebut. Platform ini beroperasi dengan transparansi: pembayaran menggunakan Bitcoin menjamin kejelasan, dan setiap interaksi didasari saling menghormati. Tidak ada janji kosong, tidak ada permainan—hanya pertukaran yang jujur. Kejujuran itu memberi saya kendali yang belum pernah saya rasakan sebelumnya.
 
Sugar Daddy pertama yang saya temui di BTC Sugar Dating adalah Arief, seorang pengusaha berusia 43 tahun. Dia tidak suka pamer, tapi punya karisma yang tenang. Pertemuan pertama kami diadakan di sebuah kafe rooftop di SCBD. Dia memesan segelas kopi luwak dan bertanya, “Sari, apa yang paling berharga dalam hidupmu?” Saya berpikir sejenak dan menjawab, “Waktu saya.” Dia tersenyum dan berkata, “Makanya saya di sini—untuk menghargai waktu yang kamu berikan.”
 
Percakapan itu membuka mata saya. Menjadi Sugar Baby bukan soal ketergantungan, melainkan soal menetapkan nilai diri sendiri. Waktu saya, kecerdasan saya, pesona saya—semuanya adalah aset berharga. Di BTC Sugar Dating, saya bisa menentukan “harga” untuk itu. Berbeda dengan hubungan masa lalu yang membuat saya terus memberi tanpa balasan, di sini nilai saya diakui sejak awal. Bersama Arief, saya menghabiskan empat bulan, mengunjungi galeri seni, berdiskusi tentang buku, dan berbagi mimpi di malam hari. Dia tidak pernah memperlakukan saya sebagai “aksesori,” melainkan sebagai mitra yang setara.
 
Tentu saja, tidak semua pengalaman sempurna. Ada yang mengira uang bisa membeli kendali atau melihat Sugar Baby sebagai “hiasan” belaka. Tapi sistem pembayaran Bitcoin di BTC Sugar Dating memudahkan saya untuk menyaring mereka. Setiap transaksi tercatat di blockchain, jadi tidak ada risiko penipuan atau pelanggaran privasi. Saya belajar untuk mengatakan “tidak,” menetapkan batasan, dan itu membuat saya lebih percaya diri dari sebelumnya.
 
Dunia sering menghakimi Sugar Baby, menuduh kami “menjual diri” atau kurang harga diri. Tapi saya melihatnya berbeda: kemewahan sejati bukanlah sesuatu yang diproduksi massal. Ia langka, diciptakan dengan penuh perhatian, dan hanya dimiliki oleh mereka yang tahu cara menghargainya. BTC Sugar Dating memberi saya panggung untuk bersinar sebagai diri saya yang autentik, bukan sebagai seseorang yang dibentuk oleh ekspektasi orang lain. Saya tidak perlu lagi berusaha keras untuk membuktikan nilai saya. Saya tahu siapa saya.
 
Menjadi Sugar Baby bukan soal menjadi pendamping. Ini soal menjadi luar biasa. Di BTC Sugar Dating, saya belajar bahwa waktu dan pesona saya adalah harta, seperti karya seni yang tak ternilai. Platform ini tidak hanya mengubah cara saya memandang hubungan—ia menunjukkan cara saya memandang diri sendiri: sebagai kemewahan, satu-satunya di dunia.