Malam menyelimuti Taipei, lampu neon berkelip di tengah kabut. Aku duduk di sofa, menatap layar ponsel yang menampilkan antarmuka obrolan BTC Sugar Dating, jantungku berdetak sedikit lebih cepat. Ini adalah kali ketiga aku mencoba mengajaknya keluar, setelah dua kali ditolak. Namaku Alan, 35 tahun, eksekutif di perusahaan teknologi. Hidupku penuh dengan pekerjaan, tapi selalu terasa kurang sesuatu. Seorang teman menyarankan BTC Sugar Dating, platform yang menjanjikan hubungan jujur dan transparan melalui transaksi Bitcoin. Di sanalah aku bertemu Maya.
Profil Maya langsung menarik perhatianku: foto di jendela kafe, cahaya matahari menyentuh rambut bergelombangnya, senyumnya hangat tapi penuh waspada. Bio-nya berbunyi, “Aku menghargai momen sederhana dan tulus.” Tertarik, aku mengirim pesan pertama: “Hai Maya, aku Alan. Mau ngopi akhir pekan ini?” Balasannya cepat tapi singkat: “Terima kasih atas undangannya, tapi akhir pekan ini sibuk.” Kecewa, tapi aku tak menyerah.
Percobaan kedua lebih terencana. Aku tanya soal minatnya, dan dia bilang suka pameran seni kontemporer. Aku mencari tahu dan menemukan pameran yang mungkin dia suka, lalu mengirim pesan: “Minggu depan ada pameran seniman baru, keren banget. Mau lihat bareng?” Dia menjawab, “Kedengarannya bagus, tapi jadwalku padat. Makasih ya.” Ditolak lagi, tapi nadanya ramah, memberiku harapan.
Untuk percobaan ketiga, aku melambat, mengobrol selama beberapa hari tentang pekerjaan dan hobinya. Dia penulis lepas, penuh semangat tapi sering tertekan oleh tenggat waktu. Aku berbagi cerita lucu dari pekerjaanku, dan perlahan balasannya jadi lebih hangat dan panjang. Aku coba lagi: “Akhir pekan ini ada restoran Italia baru, ulasannya bagus. Mau coba?” Dia tak membalas seharian penuh, dan aku pikir akan ditolak lagi. Tapi malam itu, dia menulis, “Oke, Sabtu malam bisa.”
Hari itu, aku tiba lebih awal di restoran, memilih meja dekat jendela. Maya masuk dengan sweter hitam sederhana dan celana jins, auranya penuh percaya diri yang tenang. Kami mengobrol dengan santai—tentang artikel terbarunya, kisah masa kecilku—dan suasananya jauh lebih rileks dari yang kubayangkan. Setelah makan, aku mengirim pembayaran via BTC Sugar Dating, jumlah yang sudah kami sepakati sebelumnya, prosesnya mulus dan transparan. Dia melihat ponselnya dan berkata pelan, “Terima kasih atas perhatianmu.” Saat itu, semua usaha terasa berharga.
Kami bertemu lagi beberapa kali, dan setiap kali aku semakin mengenal sisi aslinya yang hati-hati tapi tulus. Aturan jelas di BTC Sugar Dating membuat ekspektasi kami terbuka sejak awal, tanpa salah paham. Pembayaran Bitcoin menghilangkan kecanggungan, memungkinkan kami fokus pada momen bersama.
Melihat ke belakang, kesabaran adalah kuncinya. Tiga penolakan bukan kegagalan, melainkan waktu untuk membangun kepercayaan. Maya kemudian bilang dia awalnya ragu dengan platform ini, tapi ketekunan dan ketulusanku membuatnya mau mencoba. BTC Sugar Dating bukan sekadar aplikasi kencan; ini adalah ruang untuk belajar menghormati. Ini mengajariku bahwa koneksi sejati butuh waktu dan kesabaran.